Kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol 'baik'. Ini membantu untuk menghilangkan kolesterol berbahaya dari darah, sehingga dapat dihilangkan oleh tubuh.
Sedangkan LDL disebut kolesterol 'jahat'. Ketika terlalu banyak hadir dalam darah, itu menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri di jantung dan otak. Jika tidak diobati, penumpukan plak ini dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti stroke dan penyakit jantung.
Menurut American Heart Association (AHA), kadar LDL yang optimal dalam tubuh adalah kurang dari 100 mg/dL. Tingkat 130 hingga 159 mg/dL dianggap batas tinggi. Beberapa makanan, bisa mengandung kolesterol, tapi sebenarnya masih bisa dikonsumsi selama tidak berlebihan.
Dikutip dari Healthline, makanan yang tinggi akan kolesterol tetapi bisa menyehatkan di antaranya adalah:
1. Telur
Telur dianggap sebagai salah satu sumber makanan yang dihindari saat membicarakan kolesterol. Padahal, beberapa penelitian menunjukkan bahwa telur tidak jahat. Menurut Cleveland Clinic telur kaya akan kandungan antioksidan, protein, dan nutrisi.
Menurut Cleveland Clinic, mengonsumsi telur dalam jumlah sedang, sekitar 4 hingga 6 telur per minggu, masih dapat dilakukan. Bahkan untuk orang dengan kolesterol tinggi.
2. Daging
Daging juga sering dihindari dalam mencegah kenaikan kolesterol. Padahal, jika ingin menerapkan pola makan sehat bukan berarti kamu harus menghilangkan daging dari makanan.
Meskipun beberapa jenis daging tinggi akan lemak jenuh, kamu bisa memilih beberapa jenis daging lainnya yang lebih rendah kandungan lemaknya. Seperti berikut ini:
- Daging sapi tanpa lemak: chuck, sirloin, atau loin.
- Domba: potongan dari kaki, lengan, dan pinggang.
- Daging sapi giling yang terbuat dari 90 persen atau lebih daging tanpa lemak.
- Daging berlabel "prime" berarti lebih tinggi lemaknya. Cari daging berlabel “choice” atau “select”
3. Susu dan produk turunannya
Mengonsumsi produk susu diketahui memiliki manfaat kesehatan, terutama dalam memperkuat tulang. Susu dan produk turunannya mengandung kalsium, potasium, dan vitamin D. Untuk mengatasinya, kamu bisa mengganti susu dan produk turunannya dengan susu rendah lemak atau yogurt.