Dikutip dari The Sport Institute, serangan jantung mendadak artinya, jantung tiba-tiba kehilangan ritme normalnya dan berhenti memompa darah. Kondisi ini biasanya menyerang tanpa peringatan. Kecuali langkah-langkah darurat yang efektif segera diambil, kematian atau kecacatan serius akan terjadi.
Henti jantung mendadak pada atlet muda biasanya disebabkan oleh kelainan struktural atau kelistrikan jantung. Sebagian besar kelainan ini diturunkan, tetapi tetap tidak terdiagnosis dan mungkin tidak diketahui oleh mereka.
Olahraga dapat menjadi pemicu serangan jantung mendadak pada individu dengan kondisi jantung yang tidak normal. Setiap atlet yang memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit jantung atau meninggal mendadak akibat penyakit jantung pada usia dini, terutama sebelum usia 40 tahun, harus dievaluasi oleh dokter terlebih dahulu.
Dalam beberapa kasus, pukulan keras di dada, misalnya dari bola bisbol atau keping hoki atau dari kontak dengan pemain lain, dapat memicu serangan jantung mendadak. Jika ini terjadi, ini disebut 'commotio cordis'.
Tanda serangan jantung mendadak
Dalam kebanyakan kasus, serangan jantung mendadak menyerang atlet muda tanpa peringatan. Namun, dalam beberapa kasus, ada tanda atau gejala peringatan bahwa seorang atlet mungkin memiliki kondisi jantung yang membuatnya berisiko mengalami serangan jantung mendadak.
Tanda-tanda ini meliputi:
- Pingsan saat berolahraga.
- Nyeri dada saat berolahraga.
- Sesak napas yang berlebihan saat berolahraga.
- Palpitasi (jantung berdebar kencang) tanpa alasan.
- Kejang yang tidak bisa dijelaskan.
Tentu saja, para atlet seringkali sesak napas saat berolahraga, dan jantung mereka berdebar kencang. Namun jika detak jantung yang berdebar kencang, jantung yang berdebar, atau napas yang pendek tidak proporsional dengan tingkat latihan atau kondisi seseorang, maka ini perlu dikhawatirkan.